Setiap harinya dari bangun tidur hingga tidur dan bangun kembali, manusia beraktivitas menggunakan air bersih. Tapi tahukah Anda bagaimana perjalanan panjang yang harus dilalui oleh air bersih, mulai dari keberadaan sumber mata air hingga air tersebut mengalir ke rumah Anda?
Aliran air bersih secara kontinu harus dijamin selalu tersedia oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada setiap konsumen. Untuk memastikan hal itu, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu ketersediaan air, proses mengolah air bersih beserta dengan proses distribusinya. Ketersediaan air menjadi hal utama yang harus diperhatikan karena jika air saja tidak tersedia, apa yang akan diolah dan didistribusikan kepada masyarakat? Maka dari itu, pemerintah harus memperkirakan ketersediaan air sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk. Jaringannya pun harus dibuat sedemikian rupa sehingga ketika air disalurkan dapat dipastikan seluruh masyarakat terlayani.
Pengolahan air yang dilakukan oleh PDAM terdiri dari beberapa proses yang diolah secara fisika dan kimiawi guna menyediakan pasokan air bersih. Secara umum, ada tiga perjalanan yang harus ditempuh air tersebut hingga bisa digunakan oleh masyarakat. Apa sajakah proses perjalananya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Proses Perjalanan PDAM Hingga Mengalir Ke Rumah Masyarakat
Air PDAM akan melalui proses perjalanan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang panjang dengan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, ini semua demi kebaikan yang diberikan oleh air PDAM untuk seluruh masyarakatnya. Ini dia tahapan yang dilalui oleh air PDAM, yaitu:
- Intake Building
Proses ini menjadi proses pertama dimana air akan masuk dari sumber air yang pada umumnya sumber itu diambil dari sungai. Pada intake building (bangunan intake) terdapat bar screen untuk menyaring benda-benda asing yang ikut mengenang dalam air. Setelah benda asing disaring, air akan masuk ke dalam bak untuk kemudian dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP).
- Water Treatment Plant (WTP)
WTP menjadi bangunan utama dari proses pengolahan air PDAM. Air yang telah dipompa dari proses intake building, akan kembali diolah menggunakan 5 bagian yang ada dalam bangunan ini untuk memastikan aliran air yang disediakan layak untuk digunakan. Bagian itu sebagai berikut:
- Koagulasi
Proses ini menjadi proses destabilisasi partikel koloid, karena umumnya air sungai atau air kotor akan berbentuk koloid. Destabilisasi partikel koloid bisa dilakukan dengan menambahkan bahan kimia seperti tawas atau melakukannya secara fisik dengan rapid mixing (mengaduk secara cepat), hidrolis (terjunan atau hydraulic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Tapi, umumnya dalam proses WTP akan dilakukan dengan metode hidrolis yang berupa hydraulic jump yang berjalan selama 30-90 detik.
- Flokulasi
Setelah melewati bagian koagulasi, air akan masuk ke unit flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok dengan menggunakan teknik pengadukan lambat (slow mixing). Air ini akan diaduk secara perlahan agar tawas yang sudah tercampur dapat mengikat partikel kotoran dan membentuk flok yang lebih besar sehingga nantinya akan lebih mudah mengendap.
- Sedimentasi
Setelah flok terbentuk seperti bentuk lumpur, air akan masuk dalam bak sedimentasi. Dalam tahapan ini, jenis flok yang terbentuk lebih berat akan otomatis mengendap di dasar bak sehingga air bersih dalam proses ini terpisah dari lumpur.
- Filtrasi
Setelah air terpisah dari lumpur, air akan kembali disaring untuk memastikan bahwa air sudah benar-benar bersih dengan dimasukkan ke bak filtrasi. Bak ini akan menggunakan teknologi membran atau disubtitusi dengan media berbutir lainnya. Media berbutir ini mencakup antrasit, pasir, silika, dan kerikil silika dengan ketebalan yang berbeda yang dilakukan secara gravitasi.
- Desinfeksi
Proses nya kemudian dilanjutkan untuk didesinfeksikan dengan menambahkan klorin, ozonisasi, UV, pemanasan dan lainnya untuk meminimalisir masih adanya potensi mikroorganisme, kuman ataupun bakteri di dalam air. Setelah proses ini, air akan masuk ke dalam suatu wadah yang akan menampung cadangan air.
- Reservoir
Setelah air dieksekusi di tahap WTP dan sudah berupa air jernih, sebelum didistribusikan, air akan masuk ke dalam wadah tampungan air yang disebut dengan reservoir. Reservoir inilah yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementra air bersih sebelum akan dibagikan kepada masyarakat melalui saluran pipa-pipa secara gravitasi. Dengan menggunakan konsep gravitasi, reservoir biasanya terletak di tempat yang lebih tinggi daripada tempat yang menjadi sasaran distribusi air. Namun, untuk menekan biaya, biasanya semua proses perjalanan air (intake hingga reservoir) akan dibangun dalam satu kawasan yang cukup tinggi (bukit atau gunung), sehingga tidak lagi membutuhkan pumping station untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Ketika air sudah mencapai tahap reservoir, artinya air sudah dalam keadaan jernih dan bersih serta siap disalurkan ke tiap daerah distribusi untuk melayani kebutuhan hidup masyarakat.
Demikian perjalanan panjang yang harus dilalui oleh air bersih PDAM demi memanjakan dan dimanfaatkan tiada hentinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Anda. Hal ini dilakukan oleh PDAM untuk menyediakan air bersih dan jernih karena ketika air yang disalurkan tidak jernih, orang tidak akan datang dua kali ke mata air yang keruh. Maka dari itu, PDAM berusaha semaksimal mungkin untuk secara kontinu menyediakan pasokan air bersih bagi masyarakat.
Reference: