Air tawar merupakan salah satu sumber daya alam yang paling vital bagi kehidupan, namun ketersediaannya sangat terbatas. Hanya 3% dari total air di dunia yang tergolong air tawar, dan lebih dari 26% populasi dunia masih belum memiliki akses ke sumber air bersih yang aman. Krisis air global ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi air, over eksploitasi sumber daya air, kerusakan ekosistem, pertumbuhan penduduk, serta keterbatasan infrastruktur.
Di Indonesia, situasi ini tidak jauh berbeda. Saat ini, lebih dari 33,9% air bersih hilang setiap tahun akibat kebocoran fisik dan non-fisik. Kehilangan ini setara dengan 1,74 miliar meter kubik air, yang berdampak pada 3.363.619 rumah tangga dan mengakibatkan k erugian finansial hingga Rp9,7 triliun per tahun. Angka ini mencerminkan tantangan besar dalam pengelolaan dan distribusi air bersih di Indonesia, terutama dalam memastikan ketersediaannya yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai penyedia layanan air bersih, Perusahaan Air Minum (PAM) menghadapi banyak tantangan, termasuk tingkat kehilangan air yang tinggi dan pelayanan yang belum optimal. Kondisi ini sering kali menyebabkan masyarakat mengalami kendala seperti tekanan air yang rendah atau bahkan tidak mendapatkan pasokan air sama sekali. Selain itu, masalah ini mendorong banyak rumah tangga untuk beralih ke pemasangan sumur bor mandiri, yang berpotensi merusak lingkungan dan mengurangi cadangan air tanah secara signifikan.
PT. Bima Sakti Alterra hadir dengan solusi inovatifnya yaitu Smart DMA, sebuah sistem monitoring dan pengendalian terintegrasi untuk zona-zona pelayanan air. SMART DMA dirancang untuk mendukung efisiensi pengelolaan air bersih, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga konsumsi. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan, tetapi juga membantu menjaga keberlanjutan sumber daya air.
Smart DMA memecah pengelolaan air menjadi tiga fokus utama, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Pada tahap produksi, air baku yang bersumber dari sungai, danau, atau sumur dalam disedot menggunakan pompa yang dilengkapi dengan smart panel. Smart panel ini mengatur konsumsi listrik secara efisien dengan menyesuaikan frekuensi tegangan sesuai kebutuhan, sehingga umur pompa lebih panjang dan jam operasional dapat dimaksimalkan. Air baku kemudian ditampung di reservoir yang dilengkapi dengan sensor ketinggian untuk memantau kapasitas secara real-time, sehingga air tidak terbuang percuma. Selain itu, pengaturan konsentrasi klorin menggunakan sensor kualitas air memastikan air yang dihasilkan memenuhi standar tanpa penggunaan bahan kimia berlebihan.
Smart DMA menggunakan smart meter reading untuk memonitor debit air yang disalurkan dari tahap produksi hingga konsumsi pelanggan. Data dari tahap produksi dicocokkan dengan data distribusi serta konsumsi air secara real-time, sehingga tingkat Non-Revenue Water (NRW) dapat dihitung dengan akurat. Sistem ini juga dilengkapi dengan sensor-sensor IoT seperti sensor tekanan dan sensor aliran untuk memantau tekanan air di setiap jaringan.
Dengan demikian, pelanggan dapat menikmati pasokan air bersih tanpa gangguan akibat tekanan yang tidak stabil akibat adanya kebocoran.
Smart DMA juga memberikan manfaat signifikan pada tahap konsumsi. Data real-time yang dihasilkan memungkinkan pengelola air untuk memahami pola penggunaan pelanggan dengan lebih baik. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan distribusi, memberikan edukasi kepada pelanggan tentang efisiensi penggunaan air, serta mendeteksi kebocoran di tingkat rumah tangga lebih dini.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera implementasikan Smart DMA pada Perusahaan Air Minum Anda!
Reference: