Seorang karyawan dapat disebut produktif ketika ia mampu mencapai hasil, target, maupun prestasi kerja dalam kurun waktu tertentu. Dari sinilah indikator produktivitas kerja sangat berperan, yaitu untuk mengukur serta membandingkan kuantitas dan kualitas kerja karyawan saat menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Masing-masing perusahaan tentu memiliki standar yang berbeda-beda dalam mengukur produktivitas kerja karyawannya. Agar Anda bisa membuat penilaian kinerja karyawan secara detail, pahami terlebih dahulu 3 indikator produktivitas kerja berikut ini.
Table of Contents
ToggleKuantitas kerja itu penting
Kuantitas kerja mengarah pada jumlah kerja yang sudah dicapai karyawan perusahaan. Mengapa kuantitas selalu menjadi komponen penilaian utama? Hal ini terjadi karena komponen tersebut dapat terlihat secara fisik dari segi hasil, seperti berapa banyak jumlah dokumen yang telah dikerjakan, produk yang dirakit, ataupun barang yang sudah dikirim.
Penilaian kuantitas kerja umum dilakukan dengan cara membandingkan target kerja dan hasil yang dicapai karyawan. Saat karyawan tersebut berhasil melampaui standar yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan karyawan tersebut berhasil. Akan tetapi, apabila kuantitas kerja rendah, perusahaan perlu mengevaluasi lebih lanjut apa yang terjadi pada karyawan tersebut.
Kualitas meningkatkan mutu kerja
Menilai kuantitas kerja tidaklah lengkap tanpa menilai kualitas kerjanya juga, karena dua hal tersebut berkaitan erat dengan mutu kerja seorang karyawan saat ia menuntaskan pekerjaannya secara teknis. Nantinya, hasil kerja tersebut akan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Jika cara karyawan menuntaskan pekerjaan dengan kualitas setara atau lebih baik dari standar, berarti mutu kerjanya terbilang baik. Akan tetapi, kuantitas tinggi tanpa kualitas sepadan sangat berisiko memunculkan kinerja yang kurang optimal atau justru buruk.
Itulah mengapa perusahaan perlu melakukan pengembangan SDM agar karyawan tidak hanya mengejar kuantitas semata, tetapi juga kualitas kerja. Saat karyawan telah mampu mencapai standar jumlah tertentu, disanalah ruang untuk karyawan mengembangkan diri terbuka sehingga karyawan tersebut mampu menunjukkan produktivitas kerja yang optimal.
Ketepatan waktu membuat kerja efektif dan efisien
Indikator selanjutnya adalah ketepatan waktu. Tanpa adanya batasan waktu yang tegas, kuantitas dan kualitas kerja karyawan akan terasa kabur. Sejak awal seorang karyawan harus punya persepsi bahwa semua pekerjaan memiliki tenggat. Maka, karyawan tersebut wajib menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan kuantitas dan kualitas kerja sesuai standar perusahaan.
Ketepatan waktu mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga ia dapat menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien. Saat ia berusaha memaksimalkan masa pengerjaan sebuah tugas, ia pun masih bisa melakukan aktivitas lainnya. Semakin baik capaian ketepatan waktu dari kinerja karyawan, semakin baik pula produktivitas kerja yang dimiliki.