Siklus Air: Pengertian dan Jenis-Jenisnya

apa-yang-dimaksud-dengan-siklus-air

Siapa disini yang bangun tidur langsung ke kamar mandi untuk cuci muka, mandi dan melakukan aktivitas lainnya? Lalu, setelah itu duduk manis di meja makan untuk sarapan dan mencuci piring bekas pakai? Pastinya semua makhluk hidup di muka bumi ini melakukan aktivitas demikian ya. 

Dari aktivitas-aktivitas keseharian manusia ini, sadarkah Anda bahwa setiap aktivitas tersebut membutuhkan sumber daya yang namanya air? Ya, betul sekali, semua aktivitas rata-rata pastinya menggunakan air lho, Sobat PDAM Pintar! Entah untuk Anda konsumsi hingga digunakan untuk kegiatan sehari-harinya, seperti mandi dan mencuci. Nah, coba saja Anda bayangkan, setiap harinya, lebih dari 250 juta penduduk Indonesia minum air putih rata-rata 2 liter, mandi minimal 1-2 kali sehari, mencuci puluhan pakaian, hingga mencuci begitu banyak piring. 

Jika ditotalkan, kira-kira berapa liter air yang digunakan oleh 1 orang ya? Bahkan, itu baru di Indonesia lho, belum negara dan benua lainnya. Luar biasa bukan pentingnya air untuk hidup kita. Tapi, pasti kalian bertanya-tanya, dengan begitu banyaknya pemakaian air, mengapa air di bumi ini tidak pernah habis, ya? Nah, jawabannya karena ada yang namanya siklus air, Sobat PDAM Pintar! Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

Pengertian Siklus Air 

Siklus air adalah serangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi kemudian menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Proses inilah yang menjadi faktor kenapa sumber daya terpenting bagi manusia tidak pernah kehabisan pasokan air meskipun kita menggunakannya setiap hari dan setiap saat. Bentuk siklus air ini memutar dan terjadi secara berkelanjutan sehingga kelestarian air terus terjaga dan mampu mengatur suhu lingkungan, hujan, cuaca dan menjaga keseimbangan ekosistem di bumi ini. 

Jenis-Jenis Siklus Air 

Proses sirkulasi air di bumi memang berlangsung terus-menerus dengan siklusnya yang terus memutar ini sehingga dinamakan siklus air. Meski demikian, siklus air juga bisa dibedakan berdasarkan panjang atau pendeknya tahapan sirkulasi tersebut. Berikut penjelasannya:

Siklus Air Pendek (Siklus Kecil) 

Siklus kecil ini menjadi siklus paling sederhana mengingat prosesnya hanya melewati beberapa tahapan saja. Ini dimulai dengan terjadinya penguapan yang berlangsung di permukaan laut sehingga terbentuk awan. Awan inilah yang kemudian turun menjadi hujan di daerah sekitar laut, Siklus ini dikatakan sebagai siklus yang pendek karena tidak adanya proses pergerakan uap air oleh angin atau proses adveksi. 

Berikut ini menjadi proses terjadinya siklus hidrologi pendek: 

  • Sinar matahari memberikan pancaran energi panas di air laut sehingga air laur menguap dan berubah menjadi uap air. 
  • Setelah terjadi penguapan, uap air akan mengalami proses kondensasi (pengembunan) dan menjadi awan yang mengandung uap air. 
  • Pembentukan awan mencapai titik jenuh sehingga terjadilah hujan di permukaan laut. 

Air hujan yang turun di permukaan laut inilah yang akan mengalami siklus kembali, yang dimulai dari penguapan air sampai turunnya hujan lagi. Proses ini terjadi secara berkelanjutan dan terus-menerus. 

Siklus Sedang 

Sesuai dengan namanya, siklus ini diartikan sebagai siklus dengan tahapan yang cukup panjang atau “sedang” dibandingkan dengan siklus air pendek. Siklus ini diawali dengan penguapan air di laut, sungai, daratan, atau sumber air lainnya dan kemudian mengalami proses kondensasi yang terkonsentrasi membentuk awan. Proses kondensasi inilah yang membuat awan itu turun sebagai hujan di daratan. 

Jadi, proses siklus sedang ini dapat dirangkum sebagai berikut: 

  • Uap air terbentuk karena adanya proses penguapan yang disebabkan adanya pemanasan dari sinar matahari. 
  • Setelah melewati proses evaporasi, uap air terbawa angin sehingga bergerak ke arah daratan 
  • Uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan
  • Air hujan turun di permukaan kemudian mengalami run off menuju sungai dan mengalir kembali ke laut 

Siklus panjang  

Siklus ini biasanya terjadi di daerah dengan iklim sub tropis empat musim yaitu musim panas, semi, gugur dan dingin. Sebenarnya, proses terjadinya siklus air panjang sama seperti siklus sedang. Hanya saja perbedaannya terletak pada jangkauan daerah, dimana siklus panjang memiliki jangkauan yang lebih luas dibanding siklus sedang. Jika dalam proses siklus pendek, awan yang terbentuk langsung menjadi air hujan, hal ini tidak dialami oleh siklus panjang. Sebab, dalam proses siklus panjang, awan akan membentuk hujan salju dan gletser. 

Ini dia perjalanan air jika terjadi dalam siklus panjang: 

  • Sinar matahari menyebabkan air laut menguap menjadi uap air 
  • Uap air mengalami proses sublimasi yang kemudian menyebabkan uap air berubah menjadi awan dengan kandungan kristal es 
  • Awan bergerak terbawa angin menuju daratan 
  • Awan akan mengalami proses presipitasi turunnya hujan dalam bentuk salju 
  • Salju menumpuk dan membentuk gletser
  • Gletser ini akan mencair menjadi air dan setelah itu mengalami run off mengalir ke permukaan tanah dan menuju sungai 
  • Air yang mengalir ke sungai akan diteruskan menuju laut 

Itu dia pembahasan mengenai pengertian dan jenis siklus air. Walaupun sejatinya sumber daya air tidak akan habis karena ada siklus air yang berkelanjutan dengan prosesnya yang berputar, bukan berarti kita bisa seenaknya menggunakan sumber daya ini ya, Sobat PDAM Pintar! Ini karena siklus air mengalami proses yang panjang dan tidak sekejap. 

Meski jumlah air yang kembali dalam bentuk hujan ada, jumlahnya tidak sebanding dengan air yang digunakan manusia untuk kehidupan sehari-hari. Jadi, tetaplah bijak dalam menggunakan air untuk bisa dinikmati selama kita dan generasi-generasi mendatang masih menginjakkan kaki di bumi ini,ya!

Reference: 

Recent Posts

Categories