Smart Grid Water Management untuk Meningkatkan Kinerja dan Pelayanan PAM

Smart Grid Water Management

Saat ini hampir sebagian besar provinsi di Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi, yaitu infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang kurang optimal, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Ketiga hal tersebut yang seringkali menyebabkan pengelolaan operasional difokuskan pada masalah yang paling kritis dan mengabaikan operasional dan pemeliharaan yang dapat berdampak di jangka panjang.

Baca juga: Meningkatkan Efisiensi Penagihan Dengan Modernisasi Loket

3 Krisis Defisiensi

Masalah Infrastruktur yang Tua dan Kinerja Kurang Optimal

Infrastruktur air di Indonesia sebagian besar sudah tua dan kurang terawat. Hal ini menyebabkan banyaknya kerusakan yang terjadi, seperti kebocoran pipa dan pompa air yang rusak. Selain itu, kinerja Perusahaan Air Minum (PAM) yang kurang optimal juga menjadi kendala utama. Banyak PAM yang mengabaikan operasional dan pemeliharaan yang dapat berdampak di jangka panjang dan difokuskan pada masalah yang paling kritis saja.

Sumber Air yang Terbatas

Indonesia juga menghadapi masalah sumber air yang terbatas. Sebagian besar sumber air di Indonesia sangat tergantung pada curah hujan yang tidak merata, sehingga sering terjadi kekeringan pada musim kemarau. Tingginya tingkat polusi juga menjadi kendala yang membuat sumber air semakin terbatas.

Kapasitas Sumber Daya Manusia yang Terbatas

Masalah ketiga yang dihadapi Indonesia adalah kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Kekurangan tenaga ahli di bidang pengelolaan air membuat PAM kesulitan untuk mengatasi berbagai masalah operasional. Selain itu, kurangnya kemampuan PAM dalam pengelolaan keuangan dan teknologi juga menjadi kendala yang serius.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalah tersebut, dibutuhkan transparansi dan manajemen aset air yang baik di seluruh jaringan operasional dan distribusi yang dapat meningkatkan visibilitas untuk pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time. Hal ini sangat penting untuk mengatasi beberapa masalah yang seringkali terjadi, seperti kehilangan air yang semakin besar, potensi kehilangan finansial, resiko kesehatan dan kepuasan konsumen.

Oleh karena itu, Bima Sakti Alterra (BSA) melalui produknya yaitu PDAM Pintar berkomitmen untuk memperbaiki aspek keberlanjutan (sustainability) dengan mengembangkan solusi Smart Water Grid management (SWGM). Solusi ini dirancang untuk pengelolaan energi dan otomasi berbasis lingkungan, dan akan diterapkan dalam kegiatan operasional PAM. Dengan demikian, diharapkan PAM dapat menerapkan efisiensi air dan memonitoring data secara real-time dari berbagai aplikasi yang dapat dibagikan dengan berbagai departemen perusahaan.

Baca juga: Ini Dia Strategi Efektif dalam Penagihan PDAM !

Apa itu Smart Water Grid Management?

Smart Water Grid Management merupakan cara pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan menggunakan pendekatan multidimensi dan berbasis Teknologi Informasi. Dalam hal ini, pendekatan multidimensi mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang beragam untuk meningkatkan keandalan, efisiensi, dan efektivitas layanan.

Teknologi informasi yang dimaksud bukan hanya terbatas pada aplikasi-aplikasi saja, tetapi mencakup banyak aspek lainnya. Fokus utama teknologi ini adalah meningkatkan keandalan layanan, mengoptimalkan efisiensi, dan mencapai tujuan secara efektif.

Dalam hal efisiensi, teknologi informasi digunakan untuk mempercepat dan mempermudah usaha yang dilakukan, serta menghemat waktu. Sedangkan dalam hal efektivitas, teknologi informasi membantu mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan Smart Water Grid Management, diharapkan pengelolaan SPAM dapat menjadi lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.

Pengaruh SWGM Terhadap PAM

Dengan penerapan SWGM tentunya akan memberikan dampak positif bagi PAM, antara lain:

  1. Peningkatan keandalan sistem, jaringan perpipaan, organisasi, dan SDM. Dengan menangani masalah ATR, mengelola aset dengan optimal, menganalisis kapasitas tidak terpakai, memperbaiki distribusi air, dan memberikan pelatihan kepada SDM.
  2. Peningkatan efisiensi. Dapat mengurangi penggunaan energi yang tidak diperlukan, memudahkan operasional dan pemeliharaan, serta mengurangi biaya kerusakan dan kebocoran air yang tidak perlu.
  3. Efektivitas layanan yang memenuhi prinsip 4K, yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan keterjangkauan.
  4. Mitigasi risiko dengan memprediksi dan menangani potensi anomali dan kebocoran air, risiko bencana, dan risiko kerugian secara lebih cepat dan mudah.
  5. Keberlanjutan dengan menggunakan air dan aset secara efisien dan efektif sehingga mendukung ketersediaan SDA dan pelayanan yang berkelanjutan. Terkontrolnya ATR, minimisasi kebocoran air, pemetaan kapasitas produksi dan kebutuhan distribusi-konsumsi yang sesuai, optimalisasi kinerja pompa dan aset lainnya, serta peningkatan cakupan pelayanan.

Kesimpulannya, Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi yang menjadi kendala utama dalam pengelolaan operasional air, yaitu infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang kurang optimal, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penerapan Smart Water Grid Management (SWGM) yang diimplementasikan dalam kegiatan operasional PAM.

Baca juga: Bayar Tagihan Air Lebih Mudah di PDAM Info

Dengan menerapkan SWGM, Diharapkan pengelolaan SPAM dapat menjadi lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, PAM dapat meningkatkan keandalan sistem, jaringan perpipaan, organisasi, dan SDM serta mengurangi biaya kerusakan dan penggunaan energi yang tidak diperlukan. Bima Sakti Alterra (BSA) telah mengembangkan solusi PDAM Pintar dengan komitmen untuk memperbaiki aspek keberlanjutan (sustainability) dan memperbaiki pengelolaan air di Indonesia. Untuk informasil lebih lanjut mengenai SWGM dari Bima Sakti Alterra Anda dapat mengakses halaman berikut ini : Smart Water Grid Management.

Recent Posts

Categories