Indikator Kinerja PDAM merupakan tolak ukur dalam menentukan kualitas layanan dan kesehatan PAM sebagai penyedia layanan air bersih. PAM memikul tanggung jawab besar kepada masyarakat, sehingga kinerja PAM harus terus dievaluasi dan dikembangkan.
PAM, khususnya PAM milik pemerintah daerah atau PDAM, memiliki indikator tersendiri dalam menilai kinerja. Apa saja indikator kinerja PDAM? PDAM seperti apa yang dinyatakan sehat? Yuk baca di artikel ini!
Baca juga: Full Cost Recovery Pada PDAM, Ini Penjelasannya!
Table of Contents
TogglePentingnya Penilaian dan Indikator Kinerja PDAM
Penilaian kinerja PDAM merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen PDAM dalam mengelola bisnis serta perusahaan. Penilaian kinerja penting agar PDAM dapat menerapkan strategi efisiensi bisnis. Selain itu, penilaian kinerja juga penting karena PDAM harus mempertanggungjawabkan segala tindakan operasional yang sebagian didanai oleh dana dari pemerintah daerah.
Sistem audit dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik atau KAP dengan menilai capaian kinerja berdasarkan laporan keuangan PAM. Penilaian dilengkapi dengan laporan evaluasi kinerja oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP.
Indikator Penilaian Kinerja PDAM
Baca juga: Air Minum dalam Kemasan, Kenali Jenisnya!
Indikator Kinerja PDAM merupakan nilai ukuran atau parameter penilaian yang menggambarkan tingkat keberhasilan kinerja dan pengelolaan PDAM.
Merujuk pada Pasal 59 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, terdapat 4 (empat) aspek yang digunakan dalam menilai kinerja PDAM. 4 Indikator Penilaian Kinerja itu adalah aspek a) Keuangan; b) Operasional; c) Pelayanan Pelanggan; dan d) Sumber Daya Manusia.
Keempat indikator tersebut dijabarkan lebih lanjut, dengan detail sebagai berikut:
Perspektif Keuangan
Merefleksikan upaya PDAM untuk meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, serta memaksimalkan shareholder value. Tiga perspektif tolak ukur operasional yang dinilai yaitu pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu, hal-hal lainnya yang diukur adalah pengukuran laba operasi, return of capital employee, arus kas, dan nilai ekonomi yang bertambah.
Perspektif Pelanggan
Merefleksikan upaya PDAM dalam meningkatkan jumlah pelanggan baru, menjaga hubungan dengan pelanggan loyal, serta kepuasan pelanggan. Pada aspek kepuasan pelanggan, aspek-aspek yang dinilai adalah retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, kepuasan pelanggan dengan pelayanan PDAM, profitabilitas, dan pangsa pasar di segmen sasaran.
Perspektif Bisnis
Menggambarkan keberhasilan perusahaan untuk meningkatkan efektifitas bisnis, manajemen operasional, dan kegiatan produksi, distribusi, serta inovasi produk dengan lebih baik.
Perspektif Pembelajaran
Menunjukkan perkembangan sumber daya internal perusahaan, seperti kapabilitas karyawan, dinamika Sumber Daya Manusia, alur komunikasi dan informasi perusahaan, hingga manajemen perusahaan.
Bobot Indikator Kinerja PDAM
Keempat aspek di atas memiliki bobot masing-masing sebagai parameter penilaian, dengan detail sebagai berikut:
- Aspek Operasional dengan bobot 35%
- Aspek Keuangan dengan bobot 25%
- Aspek Pelayanan dengan bobot 25%
- Aspek Pembelajaran dengan bobot 15%
Penilaian dari keempat aspek tersebut menghasilkan nilai bagi PDAM yang dievaluasi. PDAM yang dievaluasi kemudian akan dikategorikan ke dalam tiga kelompok sesuai nilainya, yakni:
- PDAM yang Sehat, dengan nilai > 2,8.
- PDAM yang Kurang Sehat, dengan nilai 2,2 – 2,8.
- PDAM yang Sakit, dengan nilai < 2,2.
Selain keempat indikator di atas, penilaian kinerja PDAM juga memperhatikan beberapa faktor lainnya, seperti perbedaan letak PDAM di Kabupaten dan Kota, perbedaan jenis sumber air baku dan mekanisme pengolahan, serta perbedaan cakupan pelayanan.
Baca juga: Wisata Air di Makassar, Ini Daftarnya!